KOLAKA UTARA- Kurangnya ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengakibatkan antrian panjang kendaraan dalam dua pekan terakhir. Tidak hanya angkutan umum, sejumlah mobil dinas diduga milik pemerintah daerah (pemda) setempat dijumpai ikut mengantri demi mendapatkan BBM bersubsidi jenis pertalite.
Salah satu SPBU yang alami antrean kendaraan roda empat mencapai satu kilometer tampak di Desa Patowonua. Tidak semuanya kebagian jatah karena BBM habis terjual sebelum mencapai pintu masuk SPBU.
Warga Kota Lasusua, Ahmad Yarib mengaku harus berjam-jam mengantri untuk mendapatkan pertalite baik di SPBU Patowonua maupun Watuliu. Ia mengaku kesal lantaran kerap menjumpai mobil yang sama melakukan pengisian hampir setiap hari.
“Tidak rasional hanya untuk kebutuhan harian habis dalam sehari dan orangnya itu-itu juga. Kuat dugaan ditimbun atau dijual kembali karena saya juga dapat informasi jika beberapa kendaraan ada yang gunakan tanki rakitan,” bebernya, Rabu (13/12/2023).
Tidak hanya itu, kekesalan Yarib bertambah setelah mengetahui beberapa kendaraan yang ikut antri BBM subsidi milik Pemkab Kolut. Tiga diantaranya dikemukakan telah berganti plat dari merah ke hitam dan satu lainnya masih menggunakan plat merah.
“Yang plat merah itu saya lihat dikemudi seorang kadis. Tiga mobil lainnya sudah ganti plat dan saya pastikan itu mobil dinas karena saya mengenal kendaraannya dan milik instansi mana,” ungkapnya.
Ditegaskan Yarib, mobil-mobil dinas tersebut telah dianggarkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) hanya mengkonsumsi BBM jenis pertamax dan bukan subsidi jenis pertalite.
“Tolong perhatian pemda. Cari solusi terkait keterbatasan BBM ini dan tindak oknum-oknum di instansinya yang kerap gunakan mobil dinas isi BBM subsidi,” tutupnya.
Menanggapi hal itu, Asisten I Pemkab Kolut Muhlis Bahtiar mengatakan pihaknya belum menerimah aduan terkait randis menggunakan plat gantung antri BBM subsidi. Berdasarkan pengalamannya, SBPU sendiri menolaknya melayani jika mengetahui mobil yang akan diisi gunakan plat merah. “Ditolak hingga harus mengisi di pengecer,” ucapnya.
Yang jadi masaalah yakni apabila BBM di tingkat pengecer habis. Dugaan randis gunaan plat gantung memungkinkan terjadi jika dalam keadaan darurat untuk menjalankan tugas namun tidak dilayani pihak SPBU. (ref)