WANGGUDU-Peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam pengelolaan objek wisata menjadi destinasi wisata terus digalakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Konawe Utara. Studi tiru dibeberapa destinasi wisata unggulan, menjadi resolusi program yang diharapkan dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam mengembangkan objek wisata yang ada di Konawe Utara.Kali ini, Dinas Pariwisata Konut membawa empat pemerintah desa, didampingi masing-masing kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk berbagi pengetahuan dan keilmuan di Desa Wisata Sani-Sani Kecamatan Samaturu Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Pasalnya, Desa wisata Sani-Sani masuk 75 desa wisata terbaik se Indonesia dengan kategori Desa Wisata Berkembang dari 4.753 desa wisata yang mengikuti Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2023, yang diselenggarakan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Kehadiran kami disini untuk kolaborasi dan berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan Desa Wisata Sani-Sani. Makanya kami bawa empat desa. Ada Desa Ulu Sawa, Taipa, Wawolesea dan Matapila bersama dengan pokdarwis, keempat desa ini memiliki objek wisata yang tidak kalah menariknya untuk dikelola dan dikembangkan sepulang dari studi tiru disini,”ujar Kepala Dinas Pariwisata, Riyas Aritman pada Kades Sani-Sani Kabupaten Kolaka, A. Mujur, (2/3/2024).
Riyas Aritman menjabarkan Desa Wisata Sani-Sani dengan desa wisata yang ada di Konawe Utara tidak kalah menariknya. Topograpi wilayah Desa Wisata Sani-Sani dan potensi wisata hampir sama dengan yang dimiliki desa wisata yang ada di Konawe Utara.
Sehingga, dengan mengajak empat desa bersama dengan pokdarwis dapat berkolaborasi dan bertukar pengalaman dalam mengelola objek wisata menjadi wisata unggulan.
“Sepulang dari sini sudah ada ide dalam pikiran, apa yang akan dikembangkan dan dilakukan didesa masing-masing. Tentunya kami dari Dinas Pariwisata Konut akan terus mendorong agar desa wisata terus bergerak dan berinovasi melahirkan dan menumbuh kembangkan kreativitas desa wisata,”ujar Riyas Aritman.
Kepala Desa Sani-Sani, A. Mujur menyambut baik kehadiran Dispar Konut bersama rombongan. Ia memaparkan jumlah warga Desa Sani-Sani kurang lebih 2000 jiwa dengan masyarakatnya yang sangat majemuk. Membangun Desa Sani-Sàni menjadi desa wisata memang butuh kesabaran dan keiklasan, namun dibalik hambatan dalam proses membuahkan hasil.
“Memang kita butuh konsistensi dan kesabaran. Karena tidak semudah membalikan telapak tangan, untuk mendapatkan SK desa wisata harus bolak-balik selama enam bulan dikabupaten,”ujar A.Mujur.
Dari pengalamannya membangun Desa Wisata Sani-Sani. Ia mengajak aparat desanya membawa keluarga untuk berwisata dilokasi spot wisata desa. Mulai tidur dipantai hingga mengajak naik kepuncak gunung.
“Saya sampaikan sama aparatku, seperti inilah berwisata, dengan adanya kesadaran bersama membangun desa wisata, akhirnya sekarang mulai nampak. Semua program dari pemerintah daerah sampai pemerintah pusat turun, sekarang warga sudah mulai menikmati hasilnya,”ujarnya. (red/advetorial)