KOLAKA- Usai disorot, luberan lumpur yang menutupi jalan Trans Sulawesi kurang lebih sepanjang 150 meter di Dusun III Lasao, Desa Lana, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai dibersihkan. Pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sultra telah mengerahkan alat berat untuk bekerja mulai, Selasa pagi (30/4/2024).
Kades Lana, Abd. Adam menjelaskan material lumpur dikeruk alat berat dan dipindahkan menggunakan truk ke tempat lain. Meski sempat diguyur hujan pada sore hari, setidaknya kondisi jalan tidak separah sebelum ditangani.
“Seharian mengeruk karena lumpur jalan memang tebal hingga ada yang mencapai 50 cm yang diskop warga dari badan jalan,” ujarnya kepada MNC Portal Indonesia.
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak terkait baik perwakilan dari PPK PUPR Sultra, Polsek Wolo, Koramil termasuk warga terdampak.
Pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan meliputi perluasan saluran drainase jalan menjadi dua meter termasuk rencana pembuatan deker. Sementara untuk diluar sepaan jalur Trans Sulawesi akan di kerjakan pemdes dengan memanfaatkan dana penanganan darurat.
“Meliputi normalisasi drainase yang diluar kewenangan pemprov termasuk pemulihan longsoran tebing. Besok alat berat juga kami kerahkan ke titik longsor,”bebernya.
Lebih rinci, perluasan drainase menjadi dua meter yang dilakukan balai akan ditangani sepanjang kurang lebih 100 meter. Penggalian telah dilakukan pagi tadi juga sembari menanti anggaran dikucurkan guna dipermanenkan.
Demikian juga dengan beberapa tiang listrik di tepi jalur akan dilakukan pergeseran. Hal itu telah dikomunikasikan dan disetujui pihak PLN. “Jadi kami baik pemdes dan pemprov akan bekerja sesuai kewenangan masing-masing. Persoalan ini sudah terjawab dan semoga tuntas dan tertangani dengan baik,” tutupnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, lumpur tebal yang menutupi jalan Trans Sulawesi di dusun setempat berlangsung sejak hari raya Idul Fitri 1445 H. Karena lamban direspon pemerintah, masyarakat yang kesal berbondong-bondong menanaminya pohon pisang dan kelapa lantaran rumah mereka kerap jadi sasaran luberan lumpur.