KOLAKA UTARA, Lembaga penelitian yang bergerak khususnya di bidang survei pemilihan umum di Indonesia yakni Indo Barometer telah merilis hasil survey terbarunya terhadap tiga pasangan calon bupati (cabup) Kolaka Utara (Kolut) 2024. Dari hasil survey, paslon Sumarling Majja-Timber berada pada posisi puncak mengungguli Nur Rahman-Jumarding dan Anton-Abbas.
Berdasarkan data hasil survey yang diperoleh pikiransultra.com untuk elektabilitas perorangan cabup, Sumarling Majja ditempatkan pada posisi pertama dengan perolehan 32,6 persen. Sementara urutan kedua ditempati Nur Rahman Umar dengan mengoleksi 30,8 persen.
Posisi Nur Rahman dari hasil sirvey lembaga ini dibayangi oleh cabup H. Anton dengan tingkat elektabilitas 29,7 persen. Adapun elektabilitas masing-masing cawabup, posisi pertama ditempati H. Abbas dengan tingkat elektabilitas sebesar 34,2 persen.
Sementara untuk posisi kedua ditempati Timber dengan perolehan 31,4 persen. Indo Barometer menempatkan H. Jumarding di posisi paling buncit dengan dengan hasil survey sebesar 28,6 persen.
Dari ketiga paslon, Sumarling Majja-Timber masih menempati posisi pertama dari hasil survey lembaganya dengan tingkat elektabilitas sebesar 31,1 persen. Keduanya jauh mengungguli paslon Nur Rahman Umar-Jumarding dengan perolehan elektabilitas sejumlah 26,3 persen.
Adapun elektabilitas paslon Anton-Abbas berada pada angka 17,1 persen. Indo Barometer melancarkan surveynya pada 8-17 September 2024 terhadap 600 masyarakat dewasa dan terdaftar sebagai pemilih pada pilkada tahun ini.
Sampel dipilih sepenuhnya secara acak (probability sampling) dengan menggunakan metoda penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah penduduk di setiap kecamatan.
Dari 600 responden, margin of error kurang lebih 2.46 persen pada dengan
tingkat kepercayaan 97 persen. Unit Sampling Primer Survei (PSU) ini adalah desa/kelurahan dengan jumlah
sampel masing-masing 10 orang di 60 desa/kelurahan yang tersebar di Kolut.
Quality control dilakukan terhadap hasil wawancara, yang dipilih secara random
sebesar 20 persen dari total sampel. Dalam quality control tidak ditemukan adanya kesalahan berarti. (red)