DPRD Kolut Bimtek ke Kota Batam, Contoh Strategi dan Peran Legislatif Mendongkrak PAD

DPRD Kolut Bimtek ke Kota Batam, Contoh Strategi dan Peran Legislatif Mendongkrak PAD

LASUSUA, PIKIRANSULTRA.COM- Jajaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kolaka Utara melakukan kunjungan ke Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) guna menggelar Bimbingan Teknik. Mereka menggali sejumlah strategi dan peran legislatif dalam membantu pemerintah kota setempat sukses mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Ketua DPRD Kolut, Buhari menjelaskan Kota Batam bisa dibilang sebagai kota percontohan dalam hal pengelolaan PAD. Geliat pembangunan di wilayah tersebut tetap berjalan meski ditengah pandemi Covid-19.

“Ini karena ditunjang dengan PAD yang kuat hingga dampak pandemi tidak begitu dirasakan. Olehnya itu kami menggali lebih jauh seperti apa strategi dan peran legislatif setempat secara langsung,” ujarnya,

DPRD Kolut Bimtek ke Kota Batam, Contoh Strategi dan Peran Legislatif Mendongkrak PAD
DPRD Kolut sambangi DPRD Kota Batam

Soal PAD kata Buhari, Batam ditunjang dari sektor wisata yang cukup tinggi dan menjadi pintu gerbang wisatawan masuk ke Indonesia bagian barat. Sebelum pandemi wilayah itu dikunjungi dua juta wisman dan sebagai penyumbang terbesar bagi Kepri sekaligus peringkat kedua terbesar setelah Bali.

Tidak tanggung-tanggung, anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Batam Tahun 2023 telah disahkan oleh DPRD sebesar Rp 3,298 triliun, lebih kurang Rp 1,7 triliun adalah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Jadi memang luar biasa pembangunan di sana. Yang menonjol dari sektor industri dan jasa perhubungan. Jadi selain strategi kami juga pelajari terkait regulasi dalam meningkatkan PAD itu sendiri,” kata Buhari.

Terkait Kolut, daerah ini memiliki sejumlah potensi baik dari sektor parawisata, pertambangan hingga sektor pertanian secara luas. Pada dasarnya Bumi Patowonua tersebut bisa melakukan itu dengan mendorong pengelolaan yang baik, disiplin dan dibekap regulasi yang tepat. “Kalau PAD Kolut jika tidak salah hanya sekitar 50 an Milyar. Makanya sebelumnya kami juga undang Dispenda tetapi tidak ada wakilnya yang hadir,” ujarnya.

Namun hal terpenting dan utama yang seharusnya diwujudkan Kolut untuk pengembangan industri yakni mewujudkan jasa transportasi udara. Hanya saja, kehadiran bandara di daerah tersebut masih tanda tanya dan kini diterpa issu tidak sedap.

“Tidak bisa tidak, jika ingin mengembangkan industri harusnya dimulai dari bandara dulu. Demikian juga jika ingin mengembangkan sektor parawisata, pertambangan hingga perhotelan jaga butuh kemudahan akses bagi investor,” pungkasnya.

Pos terkait