KONAWE UTARA — Dibalik tumpukan berkas di meja birokrasi dan riuh rapat yang tak pernah reda, suara dari luar gedung pemerintahan menggema. Forum Kajian Masyarakat Hukum dan Lingkungan (FORKAM) Sulawesi Tenggara menyerukan pesan yang sederhana, namun menggetarkan, sudah saatnya Pemkab Konawe Utara melakukan pemeriksaan dan pembersihan jiwa bagi para abdi negara.
Seruan ini bukan cambuk, apalagi hukuman. Ia adalah ajakan tulus agar Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) berani menatap cermin, memastikan tak ada noda yang mengaburkan wajah pelayanan publik.
Bagi FORKAM HL, tes urin bukan sekadar prosedur teknis. Ia adalah pernyataan moral bahwa kepercayaan rakyat merupakan titipan suci yang harus dijaga sebersih embun pagi.
“Jika pemerintah ingin rakyat bebas dari jerat narkoba, maka para pengabdi negara pun harus menjadi teladan. Ini bukan untuk mempermalukan, tetapi menjaga martabat,” tegas Ketua Harian FORKAM HL Sultra, Ikbal.

Di balik desakan itu, tersimpan harapan yang lembut namun tegas, tes urin bukan panggung pencitraan, melainkan pintu menuju pembenahan. Siapa pun yang terperangkap dalam jerat narkotika diharapkan mendapat uluran tangan untuk bangkit, bukan sekadar dijatuhkan vonis.
Desakan ini lahir dari kenyataan pahit. Hampir setiap bulan, Polres Konawe Utara mengungkap kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Pengalaman itu menjadi alarm bahwa bukan tidak mungkin ada oknum abdi negara yang turut terjerumus ke lembah kelam tersebut. Sesuatu yang akan merusak citra Pemkab Konut yang selama ini dijaga.
“Tes urin bagi seluruh abdi negara di lingkungan Pemkab Konut adalah langkah memastikan bahwa mereka benar-benar bersih dari narkoba,” pungkas Ikbal. (Redaksi)