KONAWE UTARA— Pagi itu, halaman Polsek Asera mendadak ramai. Kehadiran puluhan warga, mayoritas para ibu dengan tas belanja kain tersampir di bahu, berdiri rapat menanti giliran. Di antara mereka, ada yang datang bersama anak, ada pula yang menunggu sambil bercakap-cakap, membicarakan harga beras yang kian melambung.
Hari itu, Kamis (14/8/2025), Polres Konawe Utara bersama Perum Bulog menggelar Gerakan Pangan Murah, sebuah program yang diinisiasi langsung oleh Presiden Republik Indonesia. Tujuannya sederhana, namun terasa mendesak, mengantisipasi kelangkaan beras dan meringankan beban masyarakat yang semakin terhimpit kebutuhan.
“Ini adalah program Presiden untuk membantu masyarakat yang kurang mampu,” ujar Kapolres Konut AKBP Rico Fernanda melalui Wakapolres Konawe Utara, Kompol Sumarso.
Sebanyak 1,5 ton beras diturunkan hari itu. Karung demi karung disusun rapi, menunggu berpindah ke tangan para pembeli. Harganya jauh lebih rendah dari pasar Rp 62.500 per karung, 5 kilogram atau Rp 12.500 per kilogram, membuat banyak warga tak ingin melewatkan kesempatan. Di luar sana, harga beras sudah tembus Rp 90.000 per 5 kilogram. Selisihnya Rp 5.500 per kilogram, cukup berarti untuk keluarga yang harus berhitung cermat demi setiap rupiah.
Agar semua kebagian, pembelian dibatasi maksimal dua karung atau 10 kilogram per Kartu Keluarga. “Kalau ada warga yang benar-benar membutuhkan, silakan hubungi Bhabinkamtibmas setempat,” pesan Sumarso.
Program ini akan berlangsung hingga Desember 2025, menjangkau 13 kecamatan di bawah koordinasi empat Polsek. Para Bhabinkamtibmas akan menjadi ujung tombak, mengetuk pintu-pintu rumah, menyebarkan kabar baik ini kepada warga di desa dan kelurahan.
Di antara kerumunan, seorang ibu paruh baya memeluk erat dua karung beras di tangannya. “Alhamdulillah, ini sangat membantu,” ucapnya lirih. Bagi sebagian orang, selisih harga lima ribu rupiah hanyalah angka kecil. Namun bagi mereka yang berdiri di bawah terik matahari pagi itu, angka itu berarti nasi hangat di meja makan keluarga. (redaksi)