UPP Syahbandar Molawe Berbagi Qurban

UPP Syahbandar Molawe Berbagi Qurban

KONAWE UTARA- Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas I Syahbandar Molawe menorehkan makna baru atas sebuah pengabdian. Momentum Idul Adha 1446 Hijriah menjadi langkah strategis dalam berbagi.

Sepuluh ekor sapi, bukan sekadar hewan ternak, namun menjadi titipan niat tulus dan doa yang membumbung dari dermaga menuju hati masyarakat Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara.

Di satu kelurahan dan lima desa, gema takbir belum lagi reda saat Capt. Marsri Tulak, nakhoda daratan di KUPP Molawe, melalui tangan kanan kepercayaannya, Capt. Sorindra, menyerahkan satu demi satu amanah kurban kepada para perwakilan masyarakat. Ada lima ekor untuk Kelurahan Molawe, pusat denyut kehidupan di sana.

Sementara satu ekor masing-masing mengarah ke Desa Mataiwoi, Bandaeha, Mowundo, Awila, dan Awila Puncak. Tiap desa menerima bukan hanya daging, tapi juga kepedulian yang berwujud.

“Dengan ini kebutuhan masyarakat di hari besar penuh keberkahan ini bisa terpenuhi,” ucap Capt. Marsri, Senin pagi itu, 9 Juni 2025.

Ucapannya ringkas, namun sarat makna. Di balik sapaan lembut itu, tersirat semangat persaudaraan yang tak pernah pupus meski lautan luas memisahkan banyak hal.

Ia menuturkan bahwa hewan-hewan kurban ini tak semata-mata datang dari institusi, tetapi juga dari tangan-tangan mitra kerja KUPP Molawe yang diam-diam menyalurkan kepedulian lewat aksi, bukan hanya janji. Sapi-sapi itu menjadi jembatan nurani, menghubungkan para dermawan dengan warga yang menanti dengan sabar dan harap.

“Terima kasih untuk semua pihak yang sudah berpartisipasi. Terutama para mitra yang menjadikan momen Idul Adha ini kembali bermakna. Kita berkurban bukan hanya karena sunnah, tapi karena cinta,”ujarnya.

Di Molawe hari itu, sepuluh ekor sapi tak lagi sekadar makhluk ternak. Mereka menjelma menjadi pelita harapan, menjawab doa-doa yang dilangitkan dari rumah-rumah sederhana. Dan seperti laut yang tak pernah menolak gelombang, begitulah Idul Adha di pelabuhan kecil ini, menerima semua yang datang dengan lapang dada dan mengirim kembali cinta dalam bentuk yang paling sederhana, sepotong daging, senyum syukur dan doa yang tak henti-hentinya mengalir.

“Momentum Idul adha dijadikan sebagai pijakan dalam memperkuat tali silaturhami,”tandasnya. (redaksi)

Pos terkait