LASUSUA, Pasangan bakal calon (bacalon) bupati dan wakil bupati Sumarlin Majja-Timber menempati pasisi teratas soal elektabilitas ketimbang dua pesaingnya yakni Nur Rahman Umar-Jumarding dan Anton-Abbas. Pasangan bertagline ‘SAMAKI’ ini potensi memenangkan putaran pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024.
Berdasarkan hasil survey Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang berpangsung 29 Juni- 4 Agustus 2024 di Kolaka Utara, elektabilitas Sumarling Majja – Timber mendapat dukungan 31,7 persen. Ia terpaut 3,6 persen dengan Nur Rahman-Jumarding yang mendapatkan dukungan 28,1 persen.
Sementara pasangan Anton – Abbas berdasarkan SMRC mendapatkan dukungan 22,9 persen atau terpaut dengan Nur Rahman-Jumarding sebesar 5,2 persen. Adapun yang belum menentukan dukungan atau belum tahu sebesar 17,3 persen.
“Ada persaingan yang sangat ketat di antara ketiga pasangan calon dalam memperebutkan suara pemilih”, ungkap Direktur Eksekutif SMRC, Deni Irvani di Jakarta, Sabtu (31/8/2024)
Deni menjelaskan bahwa dukungan kepada calon di antaranya terkait dengan tinggi rendahnya popularitas mereka. Sumarling Majja dan Nur Rahman Umar bersaing sangat ketat karena dua tokoh ini memiliki tingkat kedikenalan dan kedisukaan yang hampir sama.
Dalam hal popularitas, Sumarlin Majja selangkah lebih dikenal oleh 91 persen pemilih dan disukai 85 persen dari yang tahu. Sementara Nur Rahman Umar dikenal oleh sekitar 90 persen pemilih dan juga disukai oleh 85 persen yang tahu.
Meski keduanya beda tipis, popularitas kedua tokoh tersebut sedikit di atas Anton yang dikenal oleh 86 persen pemilih dan disukai oleh 82 persen yang tahu.
Meski demikian, Deni menjelaskan jika dukungan kepada calon masih akan dinamis. Sebagian besar pemilih di Kolaka Utara atau sebesar 65 persen baru akan menentukan pilihan calon bupati dan wabup menjelang hari pemungutan suara.
“Artinya elektabilitas mereka masih akan sangat dinamis, bergantung kepada kerja-kerja politik para kandidat dalam meningkatkan dukungan hingga 27 November mendatang,” tutup Deni.
Metodologi
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Kabupaten Kolaka Utara, Sultra yang punya hak pilih dalam pemilihan umum. Mereka berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 410 orang dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling dengan jumlah proporsional. Toleransi kesalahan (margin of error) survei diperkirakan ±5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. (red)
