Konawe Utara- Di tengah rimba nikel dan bentang alam yang perlahan berubah, hadir secercah harapan dari kerja sama yang tak melulu berbicara soal untung rugi. Di Desa Tambakua, Kecamatan Landawe, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, langkah-langkah kecil menuju pembangunan menyatu dengan denyut kehidupan tambang. Disanalah PT Adi Kartiko Pratama (AKP), berdiri bukan sekadar sebagai entitas industri, tetapi sebagai sahabat masyarakat.
Kehadiran perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan nikel itu mendapat tempat tersendiri di hati pemerintah desa dan warga setempat. Bagi mereka, AKP bukan hanya mengolah bumi, tapi juga menabur benih harapan di ladang-ladang pembangunan. “Kehadiran PT AKP memberikan dampak positif terhadap warga dilingkar tambang,”tutur Juliadin, Kepala Desa Tambakua.
Ia menuturkan, perusahaan ini hadir tak hanya dengan mesin dan alat berat, melainkan juga dengan kepedulian. Di bidang infrastruktur, sosial kemasyarakatan, hingga ketahanan pangan, kontribusi nyata telah dirasakan warga. Sinergi yang lahir dari niat tulus untuk membangun menjadi kekuatan sesungguhnya dari hubungan antara perusahaan dan warga desa.
Salah satu bentuk keberpihakan itu tampak dalam program pengembangan masyarakat (PPM) yang menyentuh langsung kehidupan warga. Dari distribusi bibit, pupuk, hingga penyerapan hasil panen, semua menjadi rantai nilai yang berkelanjutan. “Bukan sekadar memberi, tapi membimbing hingga berbuah,” ujar Juliadin.
Tak berhenti di situ, Pemdes Tambakua bersama Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) menggagas budidaya ayam petelur, mujair, dan lele. Menariknya, hasil dari usaha rakyat itu telah dijamin pasarannya. Sebab, langsung dibeli oleh manajemen PT AKP. Sebuah pola kemitraan yang tak hanya menumbuhkan ekonomi lokal, tapi juga memperkuat kemandirian desa.
“Yang kami rasakan, AKP telah menjadi bagian dari denyut nadi pembangunan. Bukan hanya pada fisik, tapi juga pada jiwa desa ini,” tambah Juliadin.
Senada dengan itu, Camat Langgikima, Tasruddin, menyampaikan apresiasi yang dalam atas keseriusan PT AKP dalam merespon kebutuhan warga lingkar tambang. Dalam pandangannya, tanggung jawab sosial perusahaan tidak tinggal dalam wacana, tapi benar-benar menjelma dalam tindakan nyata.
“Komunikasi yang terjalin hangat, respons terhadap persoalan warga cepat dan nyata. Inilah wajah perusahaan yang seharusnya berdampingan, bukan mendominasi,” ujar Tasruddin. (redaksi)






