Konawe Utara- Hujan tak kunjung reda, langit seolah bersekongkol dengan takdir untuk menguji kesabaran warga ditiga kecamatan di Konawe Utara. Banjir di Samandete Kecamatan Oheo belum berangsur turun, menelan jalanan dan menyisakan ketidakpastian.
Namun di tengah kepungan arus yang deras, ada perjuangan yang tak boleh surut, memastikan api dapur tetap menyala, memastikan bahwa di setiap rumah masih ada kehangatan di tengah dinginnya bencana.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) tak tinggal diam. Kadis Perindag, Jumadil bersama staf berjibaku melakukan kordinasi bersama dua agen gas, PT. Sukrisna Tarigasindo dan PT. Gasibo Cahaya Asera, mereka all out dengan waktu, menembus jalanan yang kini lebih mirip sungai demi satu tujuan mendistribusikan tabung-tabung gas ke tiga kecamatan, yakni Langgikima, Landawe dan Wiwirano.
“Kami tak ingin masyarakat semakin menderita. Banjir sudah merenggut banyak waktu, tapi setidaknya kami bisa memastikan mereka tetap bisa memasak, tetap bisa menikmati secangkir teh hangat di tengah malam yang basah,” ujar Kepala Dinas Perindag, Jumadil, dengan matanya menyiratkan tekad yang tak tergoyahkan.
Empat mobil tangguh diterjunkan, masing-masing membawa 560 tabung gas, menjadikan total yang telah didistribusikan sebanyak 2.240 tabung. Tak mudah. Jalanan berlumpur ditengah banjir yang di Samabdete, namun mereka tetap melaju, membawa harapan dalam bentuk tabung hijau yang begitu berarti bagi banyak orang.
Slamet Sukarno, seorang staf Dinas Perindag, menghela napas panjang. “Banjir ini mengajarkan kita banyak hal. Tentang bertahan, tentang berbagi, dan tentang arti sebuah perjuangan,” katanya lirih, sembari memastikan distribusi berjalan lancar.
Malam kian larut, tetapi di beberapa rumah Samandete, nyala api di dapur masih bisa terlihat. Itu bukan sekadar api biasa. Itu adalah simbol dari harapan bahwa badai pasti berlalu, bahwa setelah hujan akan ada pelangi dan bahwa dalam setiap musibah selalu ada tangan-tangan yang berjuang tanpa pamrih. (redaksi)