PIKIRANSULTRA.COM_JAKARTA_Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meyakini bahwa pemodelan makroekonomi dapat memberikan perspektif dan aspirasi kepada Pemerintah untuk menentukan kebijakan yang diambil dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Beberapa masalah yang dianggap bisa tertangani antara lain soal pertumbuhan ekonomi, inflasi, lapangan pekerjaan, kemiskinan, ketimpangan hingga perubahan iklim.
Menkeu menjelaskan, terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan banyak terjadinya bencana alam di seluruh belahan dunia termasuk di Indonesia. Hal itu jika tidak dapat mencegah bencana akibat perubahan iklim maka Pemerintah perlu memikirkan berbagai kebijakan untuk memitigasinya. “Tentu ada konsekuensi dari setiap kebijakan yang diambil dalam menangani perubahan iklim ini,”kata Menkeu secara daring dalam diskusi bersama World Bank bertemakan “COP26: From Ambition to Action: Practical Tools for Implementing Climate Targets” Rabu (10/11/2021).
Masih kata Menkau, Indonesia harus mendukung pengurangan kenaikan suhu, pengurangan CO2. Kemudian ini diterjemahkan dengan mengidentifikasi di sektor kehutanan, energi, jalur transportasi, dan industri. Masing-masing dari mereka tidak hanya membutuhkan dana, tetapi ada juga konsekuensi dari kebijakan ini.
“Pemodelan ekonomi makro pasti memberi kami alat untuk setidaknya menyusun pemikiran kami, menyusun kebijakan kami, menyusun masalah, dan kemudian kami akan dapat menyajikan pilihan dan konsekuensinya. Meskipun tidak tepat 100 persen, tetapi setidaknya secara intuitif dapat memberikan ini sebagai bukti,” kata Menkeu.
Pemodelan makroekonomi disampaikan dapat memberikan urutan yang lebih logis sehingga para pembuat kebijakan dapat melakukan diskusi kebijakan yang lebih baik dan lebih jelas.“Ini adalah salah satu contoh dimana pemodelan makro dapat digunakan untuk membingkai diskusi kebijakan, memberikan bukti, dan memotivasi untuk menuju ke arah yang benar-benar kita inginkan. Saya pikir itu akan menjadi sangat sangat penting,” ujar Menkeu.