Dalam pertemuan tersebut, Bupati Ikbar tak sungkan membagikan kondisi nyata yang dihadapi masyarakat di daerahnya. Ia menceritakan bagaimana ketidakstabilan tegangan listrik, terutama saat jam-jam sibuk, masih menjadi keluhan yang sering didengar. Lebih menyentuh hati, masih ada dua desa di Konawe Utara, yakni Desa Labengki dan Desa Tapunopaka, yang belum teraliri listrik sama sekali.
“Listrik bukan hanya soal menerangi rumah, tapi membuka pintu peluang bagi pendidikan dan ekonomi warga kami. Desa Labengki yang terkenal sebagai destinasi wisata nasional, sebenarnya punya potensi besar yang sayang kalau terhambat karena listrik belum masuk,” ujarnya.
Bupati Ikbar juga mengajak PLN untuk melihat ke depan, dengan memanfaatkan sumber energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Ia menyebut pohon gamal sebagai salah satu alternatif bahan bakar yang bisa menggantikan batu bara di pembangkit listrik, sehingga mendukung keberlanjutan lingkungan.
Tanggapan PLN sangat positif. Mereka menyatakan komitmen untuk segera melakukan survei di Konawe Utara dan bekerja sama merancang solusi terbaik agar kebutuhan listrik masyarakat bisa terpenuhi.
Dialog seperti ini diharapkan bisa memperkuat kerja sama antara PLN dan pemerintah daerah, sehingga rasio elektrifikasi di Sulawesi Tenggara bisa mencapai 100 persen. Lebih dari itu, ini menjadi langkah penting untuk mendukung pembangunan strategis yang membawa manfaat luas bagi masyarakat. (redaksi)
