Pemda Kolut Relokasi 9 KK Terdampak Abrasi di Rante Limbong

Pemdes Rante Limbong lakukan normalisasi sungai
Pemdes Rante Limbong lakukan normalisasi sungai

PIKIRANSULTRA.COM- Volume arus sungai Rante Limbong, Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara dalam dua pekan terakhir kerap meningkat tiba-tiba akibat curah hujan tinggi. Sembilan Kepala Keluarga (KK) terpaksa direlokasi karena kediaman mereka dibayang-bayangi abrasi.

Kadis Perumahan Kolut, Drs. Samsudin mengatakan, pihaknya mencatat terdapat sembilan rumah terancam abrasi diluar satu KK yang kediamannya hanyut pekan lalu. “Warga yang rumahnya hanyut untuk sementara numpang tinggal di rumah keluarganya. Terdapat sembilan rumah lainnya terancam dan mereka sudah direlokasi hingga total seluruhnya sepuluh KK,” terangnya, Senin (5/12/2022).

Pemerintah saat ini sedang mengupayakan lokasi penempatan warga yang direlokasi mengingat nyawa mereka terancam jika masih menetap di rumah masing-masing. Untuk bantuan hunian baru bagi yang terdampak, pihaknya sementara berkordinasi dengan BPBD Kolut dan diteruskan ke kepala daerah setempat. “Bantuan rumah bagi korban terdampak diupayakan tahun depan jika disetujui. Sebagian diantara mereka numpang di rumah keluarga masing-masing,” tutupnya.

Ditempat terpisah, Kades Rante Limbong, Asmal membenarkan upaya relokasi sepuluh KK warganya termasuk yang huniannya hanyut dibawa arus. Melalui Dana Desa (DD), pihaknya melakukan normalisasi (pelurusan) sungai di Dusun V, Rante Limbong sepanjang 300 meter. “Satu alat berat sementara bekerja di lokasi,” ungkapnya.

Pihaknya menggunakan DD senilai Rp 60 juta untuk melakukan normalisasi. Begitu juga dengan penyeberangan antar dusun warganya telah dibuatkan pelintasan yang sifatnya darurat karena baru dianggarkan pemda setempat untuk dipermanenkan pada 2023. “Masjid sementara ditutup karena abrasi sudah sampai pondasinya. Warga sudah mulai membangun yang baru di lokasi lain, pondasinya sementara mereka kerja,” paparnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Kolut, Andi Faizal mengkalkulasi jika nilai kerugian akibat dampak luapan sungai di Dusun V senilai Rp. 100 juta. Hal itu meliputi hunian yang hanyut dan rusak termasuk lahan perkebunan yang terkena abrasi.

Laporan kerusakan dan usulan bantuan telah diajukan ke pemerintah pusat melalui BNPB. Kawasan Dusun V yang dilalui sungai perlu dilakukan pelurusan dan penanggulan bantaran sungai.

Semua warganya yang tinggal di sepanjang bantaran sungai di wilayah masing-masing harus meningkatkan kewaspadaan. Alasannya, curah hujan diprediksi cukup tinggi mengguyur Kolut periode Desember-Januari. “Utamakan menyelamatkan nyawa ketimbang harta benda saat situasi darurat,” tutupnya.

Pos terkait